IKAHA TEBUIRENG JOMBANG

Senin, 21 Mei 2012

morfologi bahasa arab (sebuah pengantar)


MORFOLOGI  SEBUAH PENGANTAR[1]

oleh


Lailatul Qomariyah, M.PdI


Ilmu bahasa(Linguistik/ Ilmu Lughoh) secara singkat dapat dijelaskan sebagai ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa secara ilmiah. Seperti halnya pada ilmu-ilmu lain, Ilmu Bahasa bersifat umum, maksudnya tidak terikat dengan bahasa tertentu. Namun, berdasarkan bahasa yang dipelajari ilmu bahasa dapat dibedakan menjadi ilmu bahasa Jawa, ilmu bahasa Arab, ilmu bahasa Inggris,  ilmu bahasa Indonesia dan ilmu bahasa lainnya.
Selain berdasarkan bahasa yang dipelajari, Ilmu Bahasa dapat dibedakan berdasarkan struktur internnya. Berdasarkan struktur internnya, Ilmu Bahasa dapat dibedakan menjadi  fonetik/fonologi(ilmu aswat), morfologi(as-sorfu), sintaksis(an-nahwu) dan semantik (ilmu dalalah). Fonetik mempelajari  bunyi bahasa terlepas dari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda arti. Fonologi mempelajari bunyi bahasa sebagai pembeda arti. Morfologi mempelajari seluk beluk struktur kata. Sintaksis mempelajari seluk beluk struktur frase, klausa,  kalimat, wacana, dan Semantik mempelajari seluk beluk arti.
 Pengertian, Kajian Dan Objek
Morfologi adalah studi tentang beberapa morfem dan susunannya dalam membentuk kata (Nida, 1974:1). Menurut Crystal (1980: 232-233) morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui pembentukan morfem. Menurut Bauer (1983: 33) morfologi membahas struktur internal bentuk kata.
Morfologi pada umumnya dibagi dalam dua bidang: yakni telaah infleksi (infleksional morphology/Laahiqoh), dan telaah pembentukan kata (lexical derivasional morphology). Morfologi Infleksional membahas berbagai bentuk leksem(Shigotun Nahwiyah Kaamilah) misalnya penanda jamak, dual (tasniah), penanda takrif (kekhususan), penanda gender, Sedang pembentukan kata membahas leksem-leksem baru dari morfem tertentu. Pembentukan kata dapat dibagi menjadi derivasi dan pemajemukan. Derivasi berurusan dengan pembentukan kata baru melalui proses afiksasi (ziyadah), sedang pemajemukan membahas pembentukan leksem baru dari dua atau lebih  stem(ashlu) potensial.
Derivasi adalah proses pembentukan kata yang menghasilkan leksem baru, sedangkan infleksi pembentukan kata-kata yang berbeda dengan paradigma yang sama. Pembentukan derivasi bersifat tidak bisa diramalkan, berdasarkan kaidah sintaktik, tidak otomatis, tidak sistemik, bersifat opsional, serta mengubah identitas leksikal. Sedangkan pembentukan infleksi bersifat teramalkan (predictable), otomatis, sitemik, konsisten, dan tidak mengubah identitas leksikal (Katamba, 1993: 92-100).
Afiks derivasional dalam bahasa Arab yang  memungkinkan adanya perubahan kelas kata (kategori) dan makna, misalnya dari benda setelah mendapat afiks tertentu mampu berubah menjadi kata kerja contoh: Thamarun(N) ’buah’ setelah mendapat prefiks hamzah akan berubah menjadi kata kerja contoh Athmara (V) 'telah berbuah', waraqun(N) 'daun' menjadi verba Auraqa 'berdaun'  ketika mendapat afiks hamzah. Bahasa Indonesia juga memiliki afiks derivasional yang berfungsi untuk merubah kelas kata tertentu menjadi kelas kata lain (Parera, 2007: 22) misalnya: cangkul(N)  menjadi mencangkul(V), aman(Adj)    menjadi mengamankan(V). Bahasa Arab juga mempunyai Afiks derivasional yang tidak merubah kelas kata misalnya inqoto’a berasal dari in-+ qoto’a, qo>tala  berasal dari qotala+ infiks –hamzah, dan istaghfara berasal dari prefiks Ista- + ghafara dan lain-lainnya.   
Berdasarkan uraian diatas maka bisa disimpulkan bahwa kajian dan objek dari ilmu morfologi/ shorof adalah kata.

Penutup
            Demikian  sebuah pengantar singkat tentang morfologi semoga bermanfaat bagi perkembangan studi ilmu bahasa khususnya bahasa Arab yang selama ini masih mempertahankan penerapan pembelajaran morfologi tradisonal sehingga pembelajar hanya mampu menghafal dan masih sulit mengupas kajian-kajian morfologi secara mendalam dan secara  ilmiah

RUJUKAN

Ali, Ma’sum. Amsilatu Tasrifiyah. Surabaya: Maktabah Shaih Salim Bin As’ad Nabhan.
Al-Qodir, Abdul. 2002. Ilmu Lisaniyat al-Hadithah. Amman-Jordan: Daru Safa.
Bauer, Laurei.1988. Introduction Morfologi Lingustic. : Edinburg: University Press.
Crystal.1980. A First Dictionery Of Linguistics And Phonetics.Colorado: Westview Press.
Ibnu Uthman, Ali. -. Talhisus Asas. Semarang: Toha Putra
Katamba, Franchis. 1993.  Modern Linguistic Morphology. London: The Macmillan Press Ltd



[1] disampaikan pada kuliah sorof 1.IKAHA  Tebuireng Jombang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar