PEMBENTUKAN KATA
DALAM BAHASA ARAB
Oleh :
Lailatul Qomariyah, M.PdI
A.
Pendahuluan
Kata
merupakan salah satu satuan lingual yang memiliki peranan yang penting dalam
penyusunan sebuah kaliamat, dengan kata satuan lingual kalimat, paragraf, dan
wacana bisa terbentuk. Kata yang mampu membentuk satuan lingual tersebut
tentunya sebuah kata – kata yang sinergi secara simantis maupun secara struktural sehingga kata-kata
tersebut mampu berdistribusi dengan kata yang lain dan mampu terbentuk menjadi
kata-kata yang indah. Berkaitan dengan hal itu maka pembentukan kata memiliki
peranan yang penting untuk menjadikan sebuah tatanan kata menjadi benar dan
bagus sehingga tidak terjadi ambiguitas pemahaman baik secara makna atau secara
struktur. Oleh karena itu penulis akan membahas sedikit tentang bagaimana
pembentukan dalam bahasa arab.
B. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Arab
Haywood
menyatakan (1965: 1) bahwa kata dalam bahasa Arab Ciri khasnya yaitu konsonan
dan akar katanya pada umumnya terdiri dari tiga huruf asli yaitu konsonan
pertama (K1), konsonan kedua (K2), dan konsonan ketiga (K3). Di samping itu
juga ada yang terdiri dari empat huruf asli. Pada akar yang terdiri dari empat
konsonan, konsonan yang keempat merupakan hasil pengulangan K3 atau dalam
penelitian nanti kita akan menggunakan istilah K4.
Para ahli ilmu morfologi bahasa Arab mempunyai
istilah tersendiri untuk menyebut konsonan-konsonan akar dalam pembentukan kata
dalam bahasa Arab. ”Fa’fiil” untuk
menyebut konsonan pertama (K1), “Ain Fiil” untuk konsonan kedua (K2), dan “Lam
Fiil” untuk konsonan ketiga (K3). Kata dalam bahasa Arab banyak tersusun dari
tiga huruf tetapi ada beberapa kata yang tersusun dari empat huruf, akan tetapi
huruf terakhir pada kata-kata yang terbentuk dari empat huruf merupakan hasil
reduplikasi dari “Lam Fiil” yang terdiri dari “Lam fiil pertama” dan “Lam Fiil
Kedua” (Maftuhin, - : 9). Untuk memahami konsep akar kata dalam bahasa Arab
tersebut perhatikan verba dibawah ini.
فعل : Fa’ di sebut fa’ fiil(KI), ’Ain disebut ’ain
fiil(K2), dan lam disebut lam fiil(K3).
فعلل : Fa’ di
sebut fa’ fiil(KI), ’Ain disebut ain fiil(K2), lam disebut lam fiil(K3),
sedangkan lam fiil yang ke empat disebut K4 dan Dua Lam tersebut dalam bahasa
Arab sering disebut Lam fiil pertama” dan “Lam Fiil Kedua” (Maftuhin, - : 9).
Begitu juga huruf yang sejajar dengan
فعل فعلل mempunyai sebutan yang sama Seperti kata d}a-ra-ba dan da-h}-ro-ja fonem pertama sampai ketiga dan ke
empat berturut-turut akan disebut seperti yang berlaku pada kata fa-’a-la dan
fa-’-la-la. Dari
prinsip ini kita akan mudah mengenali prinsip bentuk dasar pembentukan kata dalam bahasa Arab.
Selain itu kata dalam bahasa Arab
juga dibentuk dengan beberapa proses sebagaimana berikut:
1.
Qiyas,
2.
Ishtiqoq,
3.
Al-Istiqo,
Al-Aksiy,
4.
At-Tas}rif, An-Nah}tu,
5.
Al-Bina’
Al-Awa>ilu,
6.
Al-Iqtirodh,
7.
Al-Ikhtis}or,
8.
Al-Tarki>b (Al-khuli, 1993: 90-93).
Qiyas
adalah pembentukan kata
dengan mengikuti wazan kata yang telah ada contoh fa>rihu
dan ka>rimu mengukuti
wazan fa>ilu . Ishtiqoq adalah pengambilan satu kata atau lebih dalam pembentukan kata baru untuk
menghendaki kesesuaian bentuk dan makna kata contoh mifta>h}un 'kunci' merupakan kata yang berishtiqoq
dari verba fatah}a 'membuka', Al-Istiqo dan Al-Aksiy adalah proses pembentukan
kata dari nomina contoh: sa'awada(V)
berasal dari su'udiyah(N). Sedangkan At-Tas}ri>f
(internal change) adalah pembentukan kata baru yang
terbentuk dari kata itu sendiri, contoh yad}ribu 'sedang memukul' berasal dari d}oroba
'telah memukul'. Al-Nahtu adalah proses pembentukan kata
dari penggabungan dua kata contoh: basmala' telah membaca bismilah' berasal dari qo>la
bismi alla>hi al-Rohman al-Roh}i>mi dan haiya'ala''
telah membaca taawudh' berasal dari qo>la
haiya 'ala al-fala>h. Al-Bina Al-Awa>ilu (singkatan) yakni pembentukan kata dari
dua kalimat atau lebih dengan mengambil huruf-huruf awal saja contoh: WF>><
berasal dari waka>lah
falestin. Al-Iqtirodh
(adopsi) adalah
pembentukan kata yang bentuk dasarnya dari bahasa asing, misalnya: ra>diyu
'radio', tilfa>z
'televisi' dan ra>da>r 'radar'. Al-Ikhtisor (pemendekan) adalah
proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi
bentuk singkat, tetapi maknanya sama dengan bentuk utuhnya, misalnya: mindari berasal dari ma> adri 'saya tidak mengerti', mafi>s
berasal dari ma>
fi> shai’ 'tidak ada sesuatu disini'.
Al-Tarkib(komposisi) adalah hasil dari penggabungan morfem dasar ke morfem
dasar lainya karena menghendaki makna
baru contoh: nazuz sila>h' pelucutan senjata'
Sedangkan menurut muhammad sidusan( 76: ) mengatakan selain
pembentukan kata diatas dalm bahasa arab juga memiliki pembentukan kata yang
lain. Yaitu:
1. An-nahtu.
2. Al-qolbu.
3. Al-ibdal.
Annahtu adalah membentuk satu kata atau dua kata atau lebih
dengan maksud menyingkat dan mempermudah
ucapan. An-nahtu dapat dibedakan menjadi dua
a. nahtu lin yaitu kalimat yang menunjukkan
pengucapan kaliamat itu. Masdarnya mengikuti fiilnya. Contoh: hamdala menjadi
hamdalatan
b. annahtu dari isim .contoh: abqosy dan taymaly
yaitu nisbah dari imrul qoys dan taymu allat.
Al-qolbu adalah membalikkan letak salah satu huruf
dari tempatnya semula dengan tampa mengubah artinya. Contoh jadzaba menjadi
jabadza. Al-ibdal adalah meletakkan suatu huruf di tempat huruf lain
yang berdekatan makrojnya dengan ketetapan arti keduanya tetap sama. Ibdal
biasanya terjadi karena perbedaan dialek berbagai suku dalam mengucapkan suatu
kata.contoh :
قضيت
berasal
dari قصصت
Holes (1995: 81) menyatakan
bahwa prinsip morfologi dalam bahasa Arab adalah akar(root) dan pola pattern.
Afiks derivasional menurut Bauer adalah afiks yang mengahasilkan leksem baru
dari sebuah bentuk dasar. Variasi-variasi dalam perbedaan makna diperoleh dengan mengubah vokal akar
kata dan menambah afiks-afiks pada dasar misalnya prefiks, infiks, kombinasi
afiks dan geminasi. Perubahan vokal akar untuk memperoleh variasi
makna tidak menjadi kajian pada tesis ini. Tesis ini hanya mengkaji perubahan
makna yang disebabkan oleh penambahan afiks-afiks pada bentuk dasarnya,
misalnya: dari akar kata فََرَِحَ ‘bahagia’ (V-intr) dapat diderivasi menjadi فَرَّحَ
‘membahagiakan’ (V-tran) kata
tersebut berubah identitas leksikalnya dari makna V intr -V tran. Demikian juga, كَسَبَ
'bekerja' setelah mendapat penambahan afiks ا
dan ت bentuknya berubah menjadiاِكْتَسَبَ 'bekerja keras', kata tersebut berubah identitas leksikalnya
karena secara semantis maknanya berubah, sebelum mendapat afiks kata tersebut.
C . Bentuk Dasar, Morfem Dasar, Pangkal (Stem),
dan Akar (Root)
Empat istilah di atas merupakan istilah
yang sangat penting dalam pembahasan afiksasi karena dalam prakteknya nanti
empat istilah tersebut akan selalu dipakai untuk mensegmentasi kata– kata yang
berafiks. Untuk itu akan dijelaskan pengertian beberapa istilah sebagai
berikut:
Istilah morfem dasar biasanya
digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Jadi bentuk- bentuk morfem
seperti {juang}, {kucing}, dan{sikat} adalah morfem dasar. Morfem dasar ini ada
yang termasuk morfem terikat seperti {juang}, {henti}, dan {abai}; dan
ada yang termasuk morfem bebas
seperti{kucing}, {beli}, dan {lari}. Sedangkan morfem afiks termasuk morfem
terikat. Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar
(base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu dalam
proses afiksasi, bisa diulang dalam proses reduplikasi.
Sedangkan istilah bentuk dasar
atau dasar saja biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk menjadi dasar
dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal,
tetapi dapat berupa gabungan morfem. Umpamanya kata berbicara yang terdiri
morfem ber- dan bicara, maka bicara adalah menjadi bentuk dasar dari kata
berbicara, yang kebetulan juga berupa morfem dasar. Pada kata ”dimengerti”
bentuk dasarnya adalah ”mengerti”; dan pada kata ”keanekaragaman” bentuk
dasarnya adalah ”aneka ragam” dalam
bahasa Inggris kata books bentuk dasarnya adalah book; dan kata
singer bentuk dasarnya adalah sing.
Selain dua istilah tadi masih
ada dua istilah yang penting yang sangat berkaitan dengan afiksasi. Pertama,
pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses
infleksi, atau proses pembubuhan afiks inflektif. Contoh dalam bahasa Inggris
kata books pangkalnya adalah kata book. Dalam bahasa Indonesia ada kata
menangisi pangkalnya adalah tangis, dan afiks me- adalah sebuah morfem
inflektif. Dan yang kedua, adalah Akar atau root digunakan untuk
menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi (Chaer, 1994: 160),
artinya, itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya baik yang
infleksional maupun derivasional ditanggalkan misalnya dalam bahasa inggris untouchables
akarnya adalah touch. Proses pembentukan untouchables mula-mula adalah
pada akar touch, dilekatkan sufiks -able menjadi touchables; lalu
dilekatkan prefik Un- maka menjadi untouchable; dan akhirnya
ditambahkan sufiks –S sehingga menjadi untouchables.
Konsep yang tersebut di atas
adalah konsep afiksasi secara umum, karena dalam bahasa tertentu memiliki
kekhasan dalam proses afiksasi. Bahasa Arab memiliki konsep yang khas untuk
menentukan akar karena konsep yang dipakai dalam bahasa Arab adalah konsep
morfem terbagi yang dipisahkan oleh vokal-vokal seperti : kataba ’dia
laki-laki telah menulis’, katabat ’dia perempuan telah menulis’ mempunyai
dasar yang sama yaitu k-t-b (Verhar, 2004: 101).
Dari proses pembentukan kata
di atas dapat dipaparkan, pertama pada kata dasar touch yang merupakan
akar, karena tidak dapat dianalisis lagi, dibubuhkan sufiks derivasional able
sehingga menjadi touchable yang merupakan bukan akar lagi dibubuhkan
prefiks derivasional un- sehingga menjadi untouchable. Akhirnya pada
dasar untouchable dibubuhkan sufiks infleksional –s, sehingga menjadi kata
untouchables.
D. Penutup
Demikian ulasan singkat tentang pembentukan
kata dalam bahasa arab. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Tulisan ini
tentunnya banyak kekurangannya baik dari segi isi dan tatanan kalimat untuk itu
saran dan kritik selalu kami tunggal.
Rujukan
Al-Huli, Muhammad Ali. 1993. Madkhol Ila 'Ilmu Al-Lughoh. Urdun:
Da>rul al-Fala>h.
Chaer,
Abdul.1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar